1. START WITH A DREAM
Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan. A dream is where it all started : Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata “tidak bisa” ataupun “tidak mungkin”.
2. LOVE THE PRODUCTS OR SERVICESCintailah Produk Anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu melewati masa-masa sulit. Enthusiastism and Persistence : Antusiasme dan keuletan sebagai pertanda cinta dan keyakinan akan menjadi tulang punggung keberhasilan sebuah usaha yang baru.
3. LEARN THE BASICS OF BUSINESSPelajarilah fundamental business. BEYOND THE “BUY LOW, SELL HIGH, PAY LATE, COLLECT EARLY”: Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuan dasar untuk business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama 1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar-dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik. Carilah Guru yang baik.
4. WILLING TO TAKE CALCULATED RISKSAmbillah resiko. The Gaint that u will be able to achieve is directly proportional to the risk taken : Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan “entrepreneur” dengan “manager”. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan akan mengatur perusahaan yang telah maju.
5. SEEK ADVICE, BUT FOLLOW YOUR BELIEFCarilah nasehat dari pakarnya, tapi ikuti kata-kata kita. Consult Consultants, ask the experts, but follow your hearts. Entrepreneur selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke enam-nya. Komunikasi yang baik dan kepiawaian menjual. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya. Dan kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangkan usaha pada fase itu.
6. WORK HARD, 7 DAY A WEEK, 18 HOURS A DAYKerja keras. Etos kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard-work and smart-work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua successful start-up butuh workaholics. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bussinessnya. Melamunkan dan memimpikan kerjanya
Memulai Usaha dari Rumah
Bila Anda tertarik membuka usaha, kenapa Anda tidak mencoba untuk menjalankannya dari rumah? Ya, memulai usaha dari rumah bisa sangat bermanfaat, tapi tentu saja hal ini harus disesuaikan dengan kondisi rumah Anda dan sifat dari usaha Anda. Tentu saja penilaian terbaik untuk dua hal ini adalah di tangan Anda sebagai sang calon wirausahawan. Bila keduanya tidak memungkinkan untuk memulai usaha dari rumah, jangan dipaksakan. Namun, bila usaha Anda memungkinkan untuk dijalankan dari rumah akan sangat bagus karena Anda akan mendapat berbagai manfaat.
Membuka usaha di rumah memungkinkan kita untuk meluangkan waktu untuk keluarga. Dengan memulai usaha dari rumah, kita bisa mempunyai waktu lebih untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Oleh karena itu, kalau Anda wanita, memulai usaha dari rumah sangat sesuai untuk Anda yang ingin tetap menunaikan kodrat kewanitaan Anda sebagai ratu rumah tangga sekaligus bisa bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Memulai usaha dari rumah juga merupakan suatu penghematan yang cukup berarti, karena dengan memulai usaha di rumah, berarti Anda mengurangi kebutuhan biaya untuk menyewa atau membeli tempat usaha. Nah, kalau Anda ingin menjalankan usaha dari rumah, jangan lupa beritahukan dan jalin hubungan baik dengan tetangga dan aparat setempat. Ini penting untuk keamanan tempat usaha Anda, dan juga supaya warga sekitar tahu usaha Anda, siapa tahu mereka malah bisa jadi pelanggan Anda.
8 Langkah Memulai Usaha
Apabila anda ingin memulai suatu usaha, tidak ada salahnya mengikuti delapan langkah berikut ini :
MENGETAHUI / MENGENALI DIRI ANDA SENDIRI“Corak/Sifat-sifat Keberhasilan” berikut ini kelihatannya banyak ditemukan pada diri para wirausahawan yang berhasil:
Orang yg memulai sendiri ? Pekerja keras
Berorientasi pada orang ? Berani atau tidak ragu dlm membuat keputusan
Pemimpin ? Terpercaya, kata-katanya dapat dipegang
Menikmati tanggungjawab ? Tekun/ulet
Terorganisir/ teratur ? Sehat
Disamping itu hal-hal berikut ini akan berpengaruh terhadap usaha apapun yang anda jalankan
Pengalaman kerja pada masa lalu tentunya akan menentukan jenis usaha yang akan dimulainya.
Menjalankan usaha adalah lebih mudah jika anda sudah kenal dengan produk atau jasa, dan industrinya.
Memulai usaha-baru jauh lebih rumit kala anda mencoba untuk melakukan keduanya pada saat yang bersamaan (cari pengalaman dan mencari tahu tentang produk).
MERENCANAKANSuatu rencana usaha yang baik merupakan garansi untuk keberhasilan. Menurut beberapa survei, perencanaan yang benar merupakan faktor penentu utama bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan suatu usaha.
Rencana usaha itu dibuat karena tiga alasan mendasar:
1. untuk menentukan kelayakan,
2. untuk menyediakan dokumen tertulis,
3. dan untuk membimbing penanganan usaha yang sesungguhnya.
Sebuah rencana usaha harus mendokumentasikan aspek-aspek usaha seperti pemasaran, pengorganisasian, dan keuangan.
Anda harus merencanakan pemulaian suatu usaha untuk menentukan apakah perusahaannya akan mendapatkan keuntungan atau kerugian — di atas kertas — sebelum ia berhenti dari pekerjaannya (pada saat ini), mengambil kredit modal untuk kedua kalinya dengan menjadikan rumahnya sebagai jaminan/agunan, dan membuat komitmen dengan (meyakinkan) sanak-keluarga dan kerabat tentang kemungkinan resiko dan keuntungannya.
Andalah yang harus menentukan berapa besar jumlah modal yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan usaha sampai usaha tersebut dapat membiayai dirinya (mandiri).
Klien juga harus secara ketat menguji kebutuhan keuangan dirinya sendiri, karena kebanyakan usaha baru pada masa-masa awalnya tidak dapat menggaji pemiliknya.
Pemberi pinjaman (bank) dan penanam modal berharap untuk dapat melihat suatu rencana usaha. Suatu rencana resmi yang tertulis akan menunjukkan kepada mereka bahwa klien telah melakukan “pekerjaan rumahnya” dan telah mengembangkan gagasan usaha yang dapat dilaksanakan.
PENDANAAN
Langkah berikutnya yang harus diayunkan oleh klien adalah bagaimana mencari atau mendapatkan dana untuk modal.
Pertama ia mungkin harus bersedia untuk mengorbankan tabungan pribadinya, dan menggunakan harta milik pribadi sebagai jaminan untuk pinjam uang.
Para penyedia pinjaman dan penanam modal biasanya akan mensyaratkan “(dokumen-dokumen) keabsahan” sebagai berikut:
Tekat/komitmen atas keuangan pribadi yang terbesar,
Pendapatan dari usaha cukup untuk membayar hutang/pinjaman;
Agunan dalam jumlah yang setara (bahkan seringkali lebih besar) dengan nilai pinjaman; dan
Pengalaman klien dalam mengelola usaha dari jenis yang sama/serupa.
HAL-HAL LEGAL (UU, Peraturan, Ijin, dsb)
Anda sepatutnya memperoleh saran dari seorang ahli hukum, agen asuransi, dan akuntan sebelum memutuskan tentang apakah usahanya akan hanya dimiliki sendiri (sole proprietorship), menjalin kemitraan (partnership), atau dalam bentuk perseroan (incorporation).
Penyingkapan terhadap pertanggungjawaban mungkin merupakan pertimbangan yang paling penting dalam memilih bentuk badan hukum perusahaan.
Jika klien akan punya penanam modal, bentuk perseroan sepertinya akan lebih tepat.
PENYIMPANAN CATATAN
*) Pemeliharaan dari Rekaman Sering disebut sebagai Pembukuan dalam hal-hal yang berkait dengan keuangan
Suatu sistem penyimpanan catatan/data atau sistem pembukuan keuangan yang baik adalah penting untuk menyediakan/memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemerintah, penanam modal, dan peminjam uang (bank). Catatan atau rekaman amat sangat penting untuk tujuan perencanaan dan pengawasan. Klien harus tahu berapa banyak uang yang dihasilkan, apa saja pengeluaran yang dilakukan, adakah keuntungan atau kerugian, siapa saja yang berhutang kepada usaha ini, dan kepada siapa saja usaha ini berhutang. Semua pertanyaan ini dapat dijawab dengan sistem pemeliharaan atau penyimpanan catatan atau data (keuangan) yang baik. Catatan atau rekaman atau pembukuan yang harus dimiliki oleh suatu usaha yang baru meliputi:
Buku Register Cheque yang menunjukkan setiap cheque yang dikeluarkan, tanggal dan jumlah uang pada cheque, penerima check, dan uraian singkat tentang jenis pengeluaran.
Jurnal Penerimaan Kas yang memperlihatkan uang yang diterima atau masuk, tanggal penerimaan, jumlah uang yang diterima, nama pembayar, dan uraian jenis penerimaan.
Buku Besar Rekening yang Harus Diterima (Accounts receivable ledger), atau Buku Besar Piutang, yang mendaftarkan uang-uang yang masih belum diterima, yang merupakan kewajiban dari pelanggan anda untuk membayarnya kepada perusahaan anda.
Buku Besar Rekening yang Harus Dibayarkan (Accounts payable ledger), atau Buku Besar Hutang, yang mencatat tagihan-tagihan yang masih belum dibayar oleh perusahaan anda kepada penyedia jasa atau barang (vendors).
Jurnal penggajian/pengupahan yang digunakan untuk menelusuri pembayaran atau penggajihan kepada karyawan dan ini mencakup hal-hal seperti pendapatan kotor dan pendapatan bersih, pajak pendapatan perorangan, dan berbagai macam potongan gaji lainnya, dan
Buku Besar Pengendalian Inventaris (Inventory control ledger) yang mencatat inventaris yang dibeli, inventaris yang dijual, dan inventaris yang masih ada. Buku Besar Inventaris ini hanya cocok yang memiliki inventaris dalam jumlah besar.
ASURANSI
Anda harus memastikan diri bahwa ia mempunyai semua cakupan (coverage) asuransi sebelum membuka suatu usaha. Anda harus berbicara dengan agen asuransi tentang perlindungan atas harta milik/kekayaan, hutang/pertanggungjawaban, kompensasi untuk karyawan, kendaraan, gangguan usaha, kesehatan, dan asuransi jiwa. Klien harus memperoleh “penawaran” dari beberapa agen asuransi, baru kemudian membeli asuransi dari satu agen saja. Hal ini akan memungkinkan klien memperoleh layanan atau jasa yang lebih baik. Semua polis asuransi harus ditinjau setiap tahun — sejalan dengan pertumbuhan usaha, maka kebutuhan asuransipun akan meningkat.
PERPAJAKAN
Klien harus mulai mengayunkan langkah kanan dengan mempelajari apa saja yang disyaratkan atau dituntut. Mereka harus menghadiri berbagai seminar dan lokakarya serta berjumpa dengan seorang akuntan. Klien mungkin perlu mendaftarkan diri dan usahanya pada beberapa instansi pemerintah pusat atau daerah.
MENCARI PERTOLONGAN / BANTUAN
Mereka harus membuat “tim penasehat yang profesional” , terdiri dari konselor usaha dari KKB, penasehat hukum, bankir, dan agen asuransi.
Pemilik usaha yang berhasil seringkali mendapat bimbingan dari wirausahawan yang berhasil yang dijumpainya pada pertemuan Kamar Dagang (Indonesia) dan dengan organisasi usaha terkait lainnya. Jika anda akan meminta nasihat dan akan mendengarkannya, peluang keberhasilan akan semakin meningkat/luas.
Sebagai penutup, siapa yang gagal dalam merencanakan, maka rencanakanlah untuk gagal. Siapa yang gagal bersiap diri, maka siapkanlah diri anda untuk gagal (those who fail to plan, plan to fail). Klien harus meluangkan waktu untuk membuat rencana usahanya dan belajar sebanyak mungkin sebelum membuat keputusan besar seperti itu. Hanya dengan begitulah maka impian untuk memiliki usaha akan menjadi kenyataan.
Catatan yang penting :
Statistik jumlah pengusaha yang sukses membuktikan bahwa mereka yang memulai usaha dengan prinsip “melakukan” dahulu lebih banyak dibanding dengan mereka yang “merencanakan” dahulu baru “melakukan”.
dan hanya sedikit yang melakukan keduanya, “(merencanakan dan melakukan)” dan mereka ini adalah konglomerat dan pengusaha yang “sangat sukses”.
YR
AGAR MIMPI BISA TERBELI
Pernahkah Anda melihat seseorang yang pekerjaannya kelihatan biasa-biasa saja, tetapi memiliki apa saja yang dia inginkan? Sementara impian Anda punya rumah mungil masih dalam khayalan. Begitu juga sebuah mobil yang sudah lama Anda dambakan masih jauh dari jangkauan.
Sebaliknya, pernahkah Anda melihat seseorang yang penghasilannya besar tapi gajinya selalu habis. Dia mungkin seorang manajer di sebuah perusahaan besar atau seorang direktur perusahaan, tapi hidupnya begitu-begitu saja, kalau tidak mau dikatakan susah.
Hal-hal seperti itu bisa terjadi. Ya, saya mengerti bahwa mungkin sebagian besar dari Anda mengira bahwa penghasilan tinggi yang Anda miliki sekarang akan menjamin kesejahteraan Anda. Tapi jangan salah lho, banyak kok mereka yang memiliki penghasilan tinggi tetap saja tidak bisa menabung dan tidak bisa memperbaiki hidupnya. Sebaliknya, banyak juga orang yang kariernya biasa saja dan memiliki penghasilan terbatas, tapi bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Anda tahu apa yang membedakan keduanya? Cuma satu. Bagaimana Anda melakukan perencanaan keuangan.
Bapak ibu, dalam perencanaan keuangan, apalagi dalam hubungannya dengan keuangan keluarga, terus terang hanya ada dua hal penting yang harus Anda ketahui. Apa itu? Pertama adalah bagaimana mendapatkan penghasilan dan yang kedua, Bagaimana mengelola penghasilan tersebut.
BAGAIMANA MENDAPATKAN PENGHASILAN
Kadang-kadang saya suka gemas melihat banyak orang yang bertanya kepada saya, “Pak Safir, bagaimana mengelola gaji saya agar cukup membiayai tiga orang anak dengan cicilan utang ini dan itu? Karena sepertinya saya terlalu boros…” Setelah saya lihat, ternyata masalah dia bukan terletak di pengeluarannya terlalu besar, tapi karena penghasilannya terlalu kecil. Repotnya lagi, dia tidak merasa perlu untuk mencari sumber penghasilan lain, dan bahkan pasrah saja terhadap penghasilan yang didapat.
Bapak ibu, hal pertama yang harus Anda kuasai tentang perencanaan keuangan adalah dengan mempelajari bagaimana mendapatkan penghasilan. Sehingga Anda tidak perlu terus-menerus menyalahkan besarnya pengeluaran Anda sebagai penyebab masalah keuangan Anda. Ini karena seringkali penyebab munculnya masalah keuangan adalah bukan pada besarnya pengeluaran Anda, tetapi pada penghasilan Anda yang terlalu kecil.
Saya yakin, beberapa di antara Anda mungkin ada yang mengatakan bahwa berapa pun penghasilan yang didapat itu tidak penting. Lebih penting adalah bagaimana mengelola penghasilan tersebut. Betul sih, tapi kalau penghasilan Anda terlalu kecil ya jangan salahkan penghasilannya dong. Mungkin memang sudah saatnya Anda mulai mencari sumber penghasilan lain. Mungkin dengan membuka usaha sendiri, atau dengan menjual keterampilan menjahit yang Anda miliki. Yang penting, perdalam pengetahuan Anda tentang bagaimana mendapatkan penghasilan. Dengan demikian, Anda tidak terus-menerus menyalahkan pengeluaran Anda yang besar, walau sebenarnya pengeluaran Anda tidak besar-besar amat.
BAGAIMANA MENGELOLA PENGHASILAN
Setelah mendapatkan penghasilan, hal kedua yang harus Anda lakukan adalah dengan mempelajari bagaimana mengelola penghasilan tersebut. Ini penting karena saya sering melihat ada banyak orang yang memiliki penghasilan besar tapi penghasilannya seperti tidak terasa karena selalu saja habis. Sangat penting bagi Anda mengetahui bagaimana mengelola penghasilan yang Anda dapatkan. Jangan sampai penghasilan yang Anda dapatkan – entah itu besar atau kecil – habis begitu saja untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu.
Lalu, apa yang bisa Anda lakukan dalam mempelajari bagaimana mengelola penghasilan yang sudah Anda dapatkan? Yang jelas, Anda perlu melakukan prioritas-prioritas pengeluaran yang Anda anggap paling penting sampai pada pengeluaran yang tidak terlalu penting. Jangan lupa mendahulukan kebutuhan daripada keinginan, dan waspadai juga pos-pos pengeluaran yang berpotensi untuk jadi besar kalau tidak dijaga dengan baik. Mudah-mudahan dengan cara-cara seperti itu, Anda bisa lebih berhasil dalam mengelola keuangan Anda. Dan Anda pun bisa mewujudkan mimpi-mimpi Anda.
BERANI SUKSES JADI PENGUSAHA
“Seberapa besar rejeki yang kita inginkan, itu sama dengan seberapa besar kita berani mengambil resiko.”
HANYA segelintir entrepreneur yang dapat mencapai tangga sukses teratas tanpa perjuangan dan pengorbanan. Resepnya, antara lain, kalau melakukan kesalahan, mereka melupakannya dan terus bekerja, hingga akhirnya mencapai kesuksesan. Menurut saya, kita sebagai entrepreneur harus selalu berani berpikiran sukses dan berani mengembangkan kepercayaan diri.
Harus selalu ingat, bahwa kita adalah orang yang berpotensi dalam bisnis, yang setiap saat harus selalu melipatgandakan kepercayaan diri, dan bisa menghilangkan penyakit exucitis, penyakit mencari alasan. Apakah itu alasan yang berkaitan dengan kesehatan, intelejensia atau kecerdasan, usia, dan nasib. Kita pun juga harus berani merubah kegagalan menjadi kemenangan atau kesuksesan.
Untuk sebuah kesuksesan, dibutuhkan keberanian secara terus menerus untuk mempelajari kemunduran bisnis kita menuju kesuksesan. Dalam bisnis, sangat wajar kalau kita belajar dari kesuksesan yang dicapai pesaing kita. Namun yang penting, bagaimana kita harus menghindari kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat oleh pesaing kita itu. Kita juga harus selalu siap menghadapi perubahan-perubahan yang selalu ada dalam kehidupan bisnis.
Upaya-upaya mencipta ide-ide terbaik yang bersifat competitive advantage saya kira menjadi sangat penting, dan kalau perlu kita gabung-gabungkan ide-ide terbaik dari para pesaing kita.
Dengan kata lain, sebagai seorang entrepreneur, kita pun harus senantiasa setiap saat selalu membuka mata dan telinga terhadap suatu kesempatan atau peluang. Sebab, disamping faktor rejeki, maka peluang itu juga menyangkut dengan faktor nasib kita. Bila kita mampu melakukan hal itu, tidak mustahil kesuksesan akan dapat kita raih.
Saya yakin, kita semua pasti mendambakan kesuksesan. Ingin memperoleh yang sebaik-baiknya dari perjalanan hidupnya. Tidak ada orang yang bisa mendapatkan kenikmatan dari hidup yang terus merangkak-rangkak, kehidupan yang setengah-setengah. Sukses berarti banyak hal yang mengagumkan dan positif. Sukses berarti kesejahteraan pribadi: rumah bagus, keamanan di bidang keuangan dan kesempatan maju yang maksimal, serta berguna bagi masyarakat. Sukses juga berarti memperoleh kehormatan, kepemimpinan, dan disegani.
Dengan demikin sukses berarti self respect, merasa terhormat, terus menerus merasa bahagia, dan merasakan kepuasan dari kehidupannya. Itu artinya, kita berhasil berbuat lebih banyak yang bermanfaat. Dengan kata lain, sukses berarti menang! Namun sayangnya, di era globalisasi seperti sekarang ini, tidak semua entrepreneur berani menyebutkan, bahwa dirinya telah mencapai kesuksesan.
Sebaliknya, saya justru berpendapat bahwa kita sebagai entrepreneur harus berani menyatakan dirinya sukses. Karena dengan keberanian kita menyatakan sukses, akan membangkitkan kepercayaan diri. Dengan kepercayaan diri yang besar itu, kita akan lebih bersemangat untuk meraih kesuksesan. Dan saya tetap yakin, betapa pun sibuknya entrepreneur-entrepreneur yang sukses, ia akan tetap siap membantu teman-teman yang memerlukannya. Dan, mereka semakin percaya pada Tuhan sebagai suatu kekuatan besar.
HOBBY MENGHASILKAN UANG
Sudah bukan jamannya menggantungkan diri gaji dan perusahaan tempat bekerja, sebab masih tingginya risiko PHK yang menyebabkan Anda kehilangan pekerjaan. Jika Anda mempunyai hobi yang digilai, mengapa tidak mencoba mendapatkan penghasilan tambahan dari hobi tersebut. Daripada terus menerus dituding sebagai salah satu biang pemborosan, marilah kita mengusahakan hobi kita agar menjadi mesin uang.
Kegilaan orang akan hobi yang ditekuninya, dapat dengan mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seseorang yang hobi berburu barang-barang antik bisa menghabiskan banyak waktu, tenaga dan bahkan uang sampai ratusan juta rupiah yang bagi orang lain seperti sia-sia. Bandingkan dengan tingkah orang yang yang hobi dengan burung perkutut atau ikan Louhan ?
Mungkin terasa tidak masuk akal bagi orang lain. Hobi boleh dibilang sebagai sebuah pemenuhan kebutuhan batiniah untuk melepaskan diri dari kejenuhan dan kelelahan karena rutinitas harian dalam mencari nafkah. Karena sifatnya itulah, yang berlaku dalam soal hobi adalah kesenangan yang tak terhingga. Ketika hobi diboyong ke dalam wilayah bisnis, meski perhitungan laba-rugi, kelayakan usaha, peluang dan lain sebagainya juga dijadikan pertimbangan tapi instinglah yang lebih dominan. Ungkapan yang sering terdengar, nggak masalah untung atau buntung yang penting hobi !
Bekerja Dengan Senang Hati
Tapi itulah sebabnya mengapa kegiatan usaha yang berawal dari hobi seringkali berhasil dengan baik. Dimana salah satu kunci untuk memulai usaha yang sukses adalah bekerja dengan senang hati, seolah kita sedang mengerjakan hobi sampai-sampai lupa waktu dan tidak kenal lelah. Yang pasti ada kesungguhan baik dalam memulai usaha hingga mengembangkannya dan melakukan sesuatu dengan landasan cinta, bukan keterpaksaan agar kita bekerja untuk hasil yang terbaik dan penuh keikhlasan
Tidak heran jika banyak orang memulai suatu bisnis adalah karena kegemaran atau hobi. Bayangan mendapatkan penghasilan besar dengan melakukan pekerjaan yang disukai memang menjadi keinginan banyak orang. Sebab biasanya orang memang melakukan hal yang terbaik untuk kegiatan yang disukainya, sehingga tidak heran jika hasilnya juga maksimal. Hobi yang dilakukan dengan tujuan awal melepaskan stress, kemudian malah menghasilkan uang tentunya menjadi bonus yang sangat menyenangkan.
Langkah Awal Mengubah Hobi Menjadi Bisnis
Satu hal yang berat dalam melakukan usaha ialah melakukan langkah pertama. Meski demikian, langkah pertama tetap saja melakukannya. Bukankah hal-hal besar itu berawal dari yang kecil, dan langkah seribu, tidak mungkin terjadi tanpa langkah pertama. Apa saja yang harus dilakukan agar hobi kita bisa menghasilkan uang, berikut ini adalah caranya :
Luangkan waktu lebih banyak untuk menekuni hobi Anda, dan hasilkan hasil karya dengan kualitas yang lebih baik dan kuantitas yang lebih banyak. “ Practise makes perfect “ dengan terus berlatih maka kita akan menghasilkan karya yang semakin baik. Hasil karya yang berkualitas tentunya meningkatkan nilai jualnya, apalagi jika banyak orang yang menekuni hobi yang sama, tentunya produk Anda harus mempunyai nilai lebih dibandingkan produk sejenis. Paling tidak hasil karya Anda mampu bersaing di pasaran. Masalahnya ketika hobi yang biasanya dilakukan diwaktu luang jika akhirnya menjadi rutinitas, maka si pehobi cenderung menjadi malas melakukannya.
Hal ini secara alamiah memang terjadi, namun itulah konsekuensi dari perubahan hobi menjadi bisnis. Supaya Anda tidak tersiksa dalam proses perubahan ini, maka lakukanlah secara perlahan atau bertahap, jangan memaksakan diri untuk meluangkan waktu jauh lebih banyak, tetapi sedikit lebih banyak saja dari waktu ke waktu. Misalnya jika bisanya Anda membuat hasil karya sebulan sekali, maka jangan memaksa diri untuk membuat hasil karya seminggu sekali. Tingkatkan produktifitas menjadi sebulan dua kali, kemudian jika sudah merasa nyaman dengan ritme kerja yang baru, jangan ragu-ragu untuk meningkatkan produktifitas setingkat lebih tinggi lagi.
Tambah terus pengetahuan Anda, bisa melalui kursus-kursus, seminar, atau pelatihan yang berhubungan dengan hobi Anda. Biasanya dalam kursus Anda akan mendapatkan semacam sertifikat yang nantinya bisa menaikkan prestise dan kepercayaan pelanggan, sehinggga meningkat daya jual hasil karya Anda.. Selain melalui kursus ada banyak cara yang lebih murah untuk menambah pengetahuan anda, dengan melalui buku, majalah, internet dan berbagai media informasi lainnya.
Belajar langsung dari orang–orang yang sudah ahli atau sudah sukses menjalankan hobi tersebut. Mendapatkan mentor atau bergaul dengan orang yang mempunyai hobi sama juga bisa menjadi cara yang terbaik bagaimana menghasilkan karya yang terbaik dan kompetitif dari segi kulitas juga harga. Sebab yang terpenting dari sebuah hobi yang jadi bisnis adalah apakah orang mau membeli hasil karya yang Anda hasilkan, dan berapa orang mau membayar untuk itu. Nah, dari mereka yang sudah berhasil di hobi yang jadi bisnis yang Anda minatilah Anda bisa mendapatkan informasi mengenai cara menjalankan bisnis tersebut dengan sukses. Lagipula dengan bergaul dengan mereka, hasil karya dan keterampilan anda selalu diukur kemajuanya oleh orang yang kompeten dibidangnya.
Selain itu berada dalam lingkungan yang memiliki minat yang sama juga akan meningkatkan motivasi Anda dalam berbisnis. Jika ada perkumpulan dalam hobi Anda, usahakan untuk bergabung dan aktif. Beberapa hobi mempunyai perkumpulan untuk mewadahi orang-orang yang menggemari hobi yang sama. Ada banyak manfaat yang bisa Anda dapat dengan mengikuti perkumpulan, antara lain : mendapatkan perkembangan terbaru serta informasi-informasi mengenai hobi Anda yang mungkin bisa dimanfaatkan dalam mencari peluang, meningkatkan peluang mendapatkan calon pelanggan, memperoleh promosi gratis untuk usaha Anda, memperluas network.
Tawarkan hasil karya Anda dari satu toko ke toko lain, dari satu orang ke orang lain. Tentu saja, anda diharapkan tak mudah patah semangat jika produk yang anda tawarkan di tolak. dan juga, jangan malu. Dari pengalaman diketahui, orang-orang terdekat bisa menjadi konsumen awal. Cara ini, juga bisa membantu mengatasi kesulitan modal keuangan, karena mereka bisa diminta membayar dimuka, sebelum barang dibuat atau diantarkan
Pada akhirnya semua kembali kepada pilihan kita masing-masing, sebab tidak semua orang beruntung memiliki hobi, atau memiliki hobi yang berpotensi menghasilkan uang. Banyak orang yang tertunda membuka usaha sebab masih bingung menentukan bidang usaha yang diminati. Tetapi bukan berarti jika tidak mempunyai hobi, kemudian tertutup kemungkinan membuka usaha, sebab banyak sumber ide bisnis lainnya yang bisa Anda lakukan.
Kuncinya adalah apapun yang Anda pilih, cintailah ! Dengan melakukan pekerjaan yang dicintai, Anda seperti mempunyai layaknya hobi. Sebaliknya banyak juga orang yang sudah memiliki hobi, namun belum berminat mengubahnya menjadi bisnis yang menghasilkan uang. Mudah-mudah tulisan kali ini menambah wawasan Anda terhadap peluang dan potensi bisnis dari hobi.
KESALAHAN UTAMA MEMULAI BISNIS
Mengapa ketika memulai bisnis seringkali dihadapkan pada banyak kendala, bahkan tidak sedikit yang gagal?”… ini adalah pertanyaan klasik yang kerap dilontarkan oleh entrepreneur. Pertanyaan ini juga biasanya menciutkan nyali para entrepreneur lain (pemula) yang akan mengawali ativitas bisnis.
Dari penelitian dan pengamatan yang saya lakukan, setidaknya ada enam kesalahan utama dalam memulai bisnis.
TIDAK MEMILIKI BUSINESS PLAN
Ibarat perahu berlayar tanpa tujuan, tidak memperhitungkan kapasitas angkut, dan tidak mempersiapkan keperluan pelayaran, maka seperti itulah entrepreneur tanpa Business Plan. Fungsi utama Business Plan adalah sebagai pedoman dalam menjalankan aktivitas bisnis. Pedoman ini meliputi gambaran umum situasi bisnis, organisasi, core competency, tujuan – tujuan yang ingin dicapai, dan sejumlah rencana strategis maupun taktis beserta sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, Business Plan harus disusun secara komprehensif. Banyak entrepreneur yang menyusun Business Plan hanya untuk menarik minat investor atau meminjam modal semata, sementara saat menjalankan bisnis praktis Business Plan tidak digunakan lagi.
TERLALU OPTIMIS / PESIMIS
Adakalanya entrepreneur terlalu optimis memandang peluang usaha. Saking optimisnya, sampai – sampai lupa memperhitungkan resiko dan kendala yang akan dihadapi. Ketika resiko datang menghadang, mereka tidak punya strategi untuk mengantisipasinya, dan bisnis yang baru dimulaipun akhirnya berantakan. Tapi ada juga entrepreneur yang malah terlalu pesimis menilai peluang usaha. Biasanya hal ini disebabkan oleh faktor hitung – hitungan bisnis yang terlalu rigid, dan keengganan mengambil resiko sedikitpun. Sikap terlalu pesimis bisa menyebabkan entrepreneur tidak berani mulai, dan cepat putus asa bila menghadapi kegagalan.
“I AM THE COMPANY”
Dalam memulai bisnis, sebaiknya entrepreneur mempunyai partner. Partner ini dapat berperan sebagai investor atau sebatas ikut mengelola (managing partner). Dengan
adanya partner, setidaknya entrepreneur dapat berbagi peran dan tugas atau berdiskusi ketika harus mengambil keputusan strategis. Kesalahan entrepreneur yang fatal adalah berusaha mengerjakan segalanya sendiri, mulai dari menyusun Business Plan, mencari pinjaman modal, sampai menangani masalah pemasaran dan keuangan, atau yang lebih dikenal dengan istilah “I am the Company”. Memilih partner bisnis juga jangan asal – asalan, pilihlah partner yang memiliki ketertarikan pada kegiatan bisnis yang akan atau sedang digeluti. Dan yang paling penting, partner juga harus menjadi kekuatan penyeimbang. Kalau seorang entrepreneur memiliki kekuatan dalam hal operasional, maka pilih partner yang memiliki kekuatan manajerial. Khusus dalam hal memilih partner investor, pilihlah investor aktif yang bersedia memberi masukan – masukan berarti untuk pengembangan bisnis. Walaupun share nya agak besar tetapi peran dan tanggungjawabnya pun sepadan.
BERORIENTASI PADA UANG
Berbisnis tidak semata – mata untuk uang, dan tidak perlu dimulai dengan modal uang. Modal terbesar yang harus dimiliki oleh entrepreneur adalah Niat dan Kerja keras, yang berorientasi pada proses bukan hasil. Sering kita temui entrepreneur yang justru mengalami kesulitan setelah memperoleh pinjaman dana, bahkan ada yang rugi besar – besaran karena kemampuanya mengelola keuangan tidak teruji. Bisnis adalah sebuah “Masterpiece” yang tak ternilai, maka dari itu jangan coba – coba menghargainya hanya dengan uang.
SALAH MENGARTIKAN KEBEBASAN
Salah satu alasan mengapa seseorang menjadi entrepreneur adalah memiliki kebebasan, terutama kebebasan waktu dan kebebasan finansial. Bebas yang dimaksud berarti kita memiliki hak yang disertai kemampuan untuk mengelola waktu dan juga finansial. Kebebasan tersebut kerap disalah artikan dan tidak dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mencapai kinerja professional. Walhasil, kegagalanlah yang diperoleh kemudian.
MELIHAT KEATAS, BUKAN KEDEPAN
Kesalahan terakhir yang biasa dilakukan entrepreneur adalah terlalu banyak melihat keatas, alias terlalu banyak melihat figur – figur pengusaha sukses yang bergelimang kemewahan. Sementara Visi dan Misi bisnis yang berada didepan mata terabaikan. Dengan sikap seperti ini, tidak jarang entrepreneur malah menjadi plagiat yang mengcopy habis – habisan teknik dan style pengusaha sukses dalam menjalankan bisnis. Padahal teknik atau style tersebut belum tentu sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai entrepreneur. Bahkan, mungkin tidak sesuai dengan kondisi si entrepreneur itu sendiri. Apalah artinya bisnis bila dikelola dengan basis kesuksesan
orang lain, bukan berbasis kompetensi sendiri. Yang lebih parah lagi kalau entrepreneur pemula meniru gaya hidup pengusaha sukses, padahal skala dan omzet bisnisnya belum seberapa. Sesekali bolehlah kita melihat keatas untuk memotivasi diri dan memetik hikmah, bukan untuk menduplikasi.
Nah, semoga hasil observasi kecil – kecilan ini bisa menjadi jawaban atas pertanyaan yang tercantum di awal tulisan. Sekaligus memberikan inspirasi bagi para entrepreneur (khususnya pemula) agar lebih smart dalam memulai kegiatan bisnis.
LANGKAH MEMULAI USAHA
Banyak orang yang ingin berbisnis, namun ketika serius berpikir tentang keinginan tersebut ia kembali mengurungkan niatnya. Pasalnya sering muncul kebingungan di benak mereka. Misalnya, bingung akan menjalankan usaha apa, atau bingung akan memulai bisnis dari mana. Ahmad Khoerussalim Ikhs, pendidik sekaligus praktisi di bidang kewirausahaan menyebut kebiasaan banyak orang tersebut sebagai blocking mental. Artinya, seseorang mengalami ketakutan untuk memulai, khawatir untuk memulai, serta sulit untuk memulai. Menurut Salim, kondisi tersebut bisa terjadi karena seseorang tidak bisa menerima challenge.
Lantas apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan memulai bisnis seperti kasus di atas? Jika Anda salah seorang yang menjalani pengalaman serupa, semoga resep Salim berikut bisa membantu.
Sebagai sebuah kebiasaan buruk, blocking mental menurut Salim perlu disingkirkan. Caranya tak lain adalah dengan mengubah minset yang selama ini tercipta di kepala. “Jangan berpikir bergantung pada orang lain. Tapi berpikir lah bagaimana mengusahakan sesuatu yang bisa membantu orang lain,” ujar Salim.
Kebingungan sebelum memulai usaha menurutnya biasa muncul karena seseorang tidak memiliki wawasan yang terbuka tentang berbagai hal di dunia bisnis. Untuk itu, ada baiknya bagi mereka yang ingin berbisnis lebih mengembangkan pengetahuan di berbagai bidang. Jadi jangan harap seseorang yang malas untuk menggali informasi dan pengetahuan di berbagai bidang di dunia bisnis bisa dengan cepat melangkahkan kaki memulai bisnis. Karena itu, perluaslah cakrawala pengetahuan Anda sebelum memulai bisnis.
Satu lagi pesan bagi yang akan memulai bisnis. Berbisnis janganlah bertujuan mencari pendapatan tetap. Melainkan, buatlah tujuan tetap berpendapatan. Pengaruhnya akan cukup besar. Tidak percaya? “Seorang karyawan atau pekerja memang bisa memperoleh pendapatan rutin setiap bulannya. Tapi bagi pengusaha, bisa berpeluang lebih dari itu. Seorang pengusaha bisa tetap berpendapatan setiap hari,” kata Salim menutup percakapan.
MMEMULAI DARI USAHA KECIL
Mewujudkan gagasan bisnis Setelah mendapatkan gagasan bisnis dan sebelum memulai bisnis, lakukan langkah sebagai berikut:
1. Lakukan pengamatan dan pendalaman mengenai seluk-beluk bisnis tersebut.
Sebelum mewujudkan gagasan bisnis, pelajari seluk-beluk bisnis tersebut, baik atau tidak? Bagaimana proses produksinya secara efisien? Dari mana kita membeli bahan bakunya? Siapa calon konsumen atau karakteristik pelanggan? Di mana kita akan memasarkan dan menjualnya? Bagaimana pola pemasaran dan penjualannya? Cara terbaik adalah mengamati pengusaha sukses yang bergerak di bidang yang sama. Bila bisnis kita benar-benar baru, paling tidak pelajari bagaimana para pengusaha yang sukses menjalankan bisnis mereka. Terakhir, kenali juga risikonya. Siapkah mental kita dengan risiko tersebut? Salah satu ciri calon pengusaha sukses adalah berani mengambil risiko sepanjang risiko itu sudah diperhitungkan. Berani mengambil risiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha.
2. Tes pasar.
Lakukan uji coba dengan cara tes pasar. Manfaat uji coba pasar adalah untuk mendapatkan umpan balik terhadap calon konsumen mengenai produk yang kita tawarkan. Misalnya kita membuat kue, sebelum dijual cobalah berikan secara gratis kepada tetangga dan lingkungan sekitar. Tentunya dalam jumlah yang terbatas yang sesuai dengan kemampuan kita. Mintalah pendapat dari tetangga atau lingkungan sekitar mengenai produk yang kita buat tersebut, enakkah, kurang manis atau bentuknya kurang menarik? Jadikan kritikan dan saran sebagai masukan berharga untuk melakukan perbaikan sedikit demi sedikit, sehingga produk kita benar-benar siap diluncurkan dengan skala yang lebih besar.
3. Susunlah rencana usaha.
Perencanaan ini bisa mencakup antara lain penetapan nama produk, packaging produk, proses produksi, jalur distribusi yang dipilih, modal tambahan yang diperlukan, orang-orang yang akan diajak bekerja sama, baik sebagai penanam modal, pegawai, ataupun penyalur produk. Juga pikirkan strategi pemasaran yang akan dijalankan misalnya dengan selebaran, brosur, katalog, melalui website, mailling list, atau iklan di media, organisasi sosial, dsb. Umumnya, dalam usaha kecil, lokasi usaha atau tempat pemasaran/outlet yang strategis menjadi salah satu kunci sukses usaha. Perlu kejelian dan keberanian tersendiri bagaimana mendapatkan tempat pemasaran yang strategis dengan modal terbatas. Cara paling mudah adalah bekerja sama dengan pemilik tempat melalui sistem bagi hasil atau bagi keuntungan.
4. Mulailah saat ini.
Sebuah gagasan bisnis akan tetap menjadi sebuah gagasan jika tidak ada tindakan untuk mewujudkannya. Dengan memulainya, kita bisa mendapatkan pengalaman dan pelajaran berharga yang bisa digunakan memperbaiki usaha secara sistematis. Jika mental telah siap, mulailah dari saat ini walau mungkin kita masih memiliki beberapa keterbatasan dan kendala yang ada.
5. Hadapi dan atasi hambatan atau kegagalan.
Berdasarkan pengalaman, mungkin tidak ada seorang pun wiraswasta yang berhasil tidak mengalami hambatan atau bahkan kegagalan dalam perjalanan bisnis mereka. Sebaiknya kita memiliki sikap positif, apa yang terjadi adalah yang terbaik buat kita. Mengapa? Karena, itu adalah janji Tuhan. Hambatan dan kegagalan merupakan sebuah pelajaran yang harus kita ambil hikmahnya. Tanpa kita sadari itu akan menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita dalam berwirausaha. Setiap usaha selalu akan mempunyai risiko dan bila itu sampai terjadi, bersiaplah, dan hadapilah dengan kepala dingin.
Jenis usaha yang cocok bagi pemodal kecil atau bahkan tanpa modal adalah:
1. Memasarkan produk atau jasa orang lain. Sebaiknya produk atau jasa yang banyak dibutuhkan orang atau produk spesifik yang langka namun sesungguhnya terdapat pasar yang cukup luas.
2. Bisnis makanan dan minuman seperti kue, roti, es juice, bakso, mi ayam, dan lain sebagainya bisa dicoba.
3. Bisnis kerajinan seperti barang suvenir, pernik-pernik kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain
4. Jasa seperti potong rambut, usaha jahit, obras, konsultan, pengurusan surat-surat.
Jangan berkecil hati jika memulai bisnis dengan modal kecil atau bahkan tanpa modal. Selalu ada jalan lain menuju Roma, begitu kata sebuah pepatah. Sepanjang kita mau berusaha, dengan izin Tuhan, yakinlah bahwa usaha kita akan menjadi kenyataan
RAHASIA MEMULAI USAHA
1. Keinginan dari dalam hatinya
2. Karena kepepet kebutuhan untuk survival
Ada pun beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Pertimbangkan produknya itu sendiri, mau menjual atau memproduksi dan anda harus mengetahui betul spesifikasi teknis dari produk yang akan anda jual dan produksi.
2. Usahakan dan pastikan bahwa produk yang akan anda produksi dan jual bisa laku dipasaran
3. Anda harus punya tim marketing yang handal
4. Anda harus serius dalam mnengelola yang akan berdampak pada kerja keras, kerja cerdas (bagaimana bisa berjalan dengan efisien dan efektif). Semua pekerjaan harus terstruktur dengan tujuan jelas agar seluruh kerja bisa di evaluasi.
5. Anda harus hindari rasa cepat puas dan Mudah putus asa karena keberhasilan dan kegagalan adalah proses belajar bagi anda, sehingga mental akan kuat.
1. Persiapkan mental anda untuk berjuang
2. Jangan berpikir segala-galanya sulit, peluang itu puluhan ribu.
3. Buka mata anda untuk memperluas wawasan pada kegiatan usaha yang ingin anda jalankan, kemudian sudah kalau sudah mantap baru menjalaninya.
SULITNYA MENJADI WIRAUSAHA
Banyak pertanyaan, mengapa orang itu sulit memulai usaha. Dan, ahirnya banyak alasan yang sengaja dicari-cari yang dijadikan sebagai alasan pembenar, bahwa memulai usaha itu sulit, karena memulai usaha itu harus ada modal, punya tempat, dll. Padahal, menurut saya, jika kita memiliki jiwa wirausaha, maka persoalan semacam itu akan bisa kita atasi. Sehingga, ahirnya menyadari bahwa sesungguhnya memulai usaha itu tidak sesulit seperti yang kita bayangkan.
Dalam kontek ini, saya kira memang perlu ada suatu taktik atau rekayasa bahwa kita itu harus dalam kondisi terpaksa untuk memulai usaha itu. Misalnya, saat di PHK, atau kita sedang tidak punya apa-apa. Atau, disaat kita sudah capai melamar pekerjaan di mana-mana, tapi tetap tak ada satupun perusahaan yang memperkerjakan kita. Bisa juga, disaat kita sedang drop-out dari sekolah atau tidak kuliah lagi, sehingga saat itu kita punya perasaan bahwa seolah kita tidak punya lagi masa depan.
Saya kira, justru disaat itulah atau disaat kondisi kita “terhimpit” keadaan seperti itu, muncul ide bisnis atau pikiran yang brilyan atau cemerlang, yang ahirnya membuat kita ada keberanian untuk memulai usaha. Ada keberanian kita untuk mandiri, dan bersemangat lagi untuk belajar berwirausaha, sekalipun tak tahu jenis usaha yang akan kita jalankan.
Tapi sebaliknya, kalau saja keadaan kita sehari-harinya terasa aman-aman saja, maka sulit untuk melakukan perubahan. Kita jadi sulit untuk berubah dari yang aman menjadi yang tidak aman. Maka, salah satu upaya yang bisa kita lakukan ialah, kita harus berani masuk dalam bisnis. Kita harus masuk dalam dunia yang penuh ketidakpastian. Nah, kalau kita terbiasa dengan dunia yang pasti, maka kita akan sulit untuk memulai usaha. Sehingga, saya kira kita memang perlu ada perubahan sikap mental. Contohnyam disaat kita memulai usaha berarti kita telah mencoba mengambil resiko, atau dibutuhkan keberanian untuk ambil resiko.
Tapi, selama ini, saya kerap kali menjumpai banyak orang yang selalu punya pikiran negatif dulu, padahal mereka belum memulai usaha. Mereka berfikir resiko. Misalnya, kalau usahanya tidak jalan terus gimana? Kalau usaha kita nanti rugi, lantas kita makan apa? Kalau produk yang kita jual tidak laku, terus gimana?
Jadi, kita belum apa-apa sudah hanyut dengan pikiran-pikiran yang negatif atau pikiran yang tidak-tidak ! Yaitu, tidak laku, takut usahanya macet, takut gagal, dll. Saya rasa, jika kita sudah berkeinginan untuk berwirausaha, yah sebaiknya kita harus punya pikiran positif atau ya…ya…ya. Ya bisa maju, ya bisa laku, ya bisa untung ! Sehingga, kita harus selalu optimis. Kita tentu saja butuh ketekunan, kesabaran, dan harus selalu memiliki semangat yang prima.
Oleh karena itulah, dalam setiap kesempatan seminar, road show maupun kuliah di Sekolah Calon Pengusaha “Entrepreneur University” yang kebetulan saya dirikan, saya juga selalu menyarankan mereka untuk setiap saat berani mencoba untuk memulai usaha. Kapan saja, dimana saja, dan jenis produk atau jasa apa saja.
Yakinlah, dengan kita bersikap mental seperti itu, yang namanya memulai usaha akan menjadi hal yang mudah. Tidak sesulit yang kita bayangkan. Jadi, saya kira “Memulai usaha itu memang beresiko, tapi tidak memulai usaha akan lebih beresiko”.Yah, kita tak punya aset.